Senin, 30 Desember 2013

7 Sunah Rasulullah dalam keseharian

7 Sunah Rasulullah dalam keseharian

http://jalan-jalan-ke-syurga.blogspot.com/2013/10/7-sunah-hebat.html?m=1

Jumat, 22 November 2013

Sanggahan Terhadap Pihak Yang Mengatakan Surga Adam di Bumi


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh




Asyhadu an-laa ilaaha illallaah Wa asyhadu anna Muhammadan rasuulullaah

Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah rasul (utusan) Allah.


Silahkan Membaca dan Menyimak

ROAD TO HEAVEN - JALAN KE SURGA Pendapat yang mengatakan bahwa Allah s.w.t menciptakan Surga Khuldi untuk dimasuki di Hari Kiamat dan waktu itu belum datang, adalah pendapat yang benar, yaitu masuk surga secara mutlak. Masuk surga untuk menetap selamanya.

Adapun masuk surga secara sementara terjadi sebelum Hari Kiamat. Rasulullah s.a.w pernah masuk surga pada malam Isra' - Mi'raj. Ruh-ruh orang beriman yang mati syahid juga berada di alam Barzakh, di surga. Masuknya mereka ke surga itu tak semakna dengan masuk surga yang dikabarkan Allah akan terjadi di Hari Kiamat.

Masuk surga secara kekal terjadi pada Hari Kiamat. Maka bagaimana mungkin masuk surga secara mutlak saat kehidupan di dunia ini masih ada?

Orang-orang yang berpendapat bahwa surga Adam ada di langit berdalil, bahwa kondisi Surga Khuldi tidak terdapat di surga yang ditempati Adam. Di surga tempat Adam dahulu terdapat ketelanjangan, kelelahan, kesedihan, kesia-siaan, dan kebohongan.

Pendapat tersebut benar adanya. Kami tidak memungkirinya. Sedangkan pendapat yang mengatakan bahwa Surga Khuldi dimasuki pada Hari Kiamat, sebagaimana disebutkan oleh ayat-ayat Al-Qur'an, tidak bertentangan dengan firman Allah bahwa orang-orang beriman sudah ada yang memasukinya.

Mereka juga berpendapat bahwa Surga Khuldi adalah tempat pengganjaran, bukan tempat pembebanan kewajiban/larangan (taklif). Namun, Adam diberi beban larangan memakan buah satu pohon. Fakta ini menunjukkan, bahwa ''surga'' Adam adalah tempat untuk pembebanan kewajiban, bukan Surga Khuldi.

Mengenai pendapat kalian tersebut terdapat dua jawaban :

Pertama, surga itu tidak disebut sebagai tempat kewajiban menjalankan syariat (daarut takliif) ketika dimasuki oleh orang-orang beriman di Hari Kiamat. Kewajiban menjalankan syariat (takliif) hanya berlaku di kehidupan dunia. Tidak ada dalil yang menghalangi pelaksanaan syariat (takliif) di kehidupan dunia.

Rasulullah s.a.w bersabda, ''Semalam aku masuk surga. Di sana aku melihat seorang perempuan wudhu di samping istana.'' (39)

Artinya, tak ada larangan bagi penghuni surga untuk melakukan perintah Allah dan beribadah, sebelum Hari Kiamat datang. Hal itu kenyataan yang terjadi. Orang yang sekarang di surga, haruslah melakukan perintah Tuhan, baik perintah itu disebut sebagai takliif (kewajiban menjalankan syariat) atau yang lainnya.

Kedua, takliif di surga berbeda dengan kewajiban-kewajiban yang dilakukan manusia di dunia, seperti puasa, shalat, dan jihad. Taklif di surga yang ditempati Adam adalah larangan untuk mendekati pohon, baik satu pohon atau jenis pohon. Ketentuan semacam ini tak terjadi di Surga Khuldi. Hal ini serupa dengan larangan mendekati keluarga lain di Surga.

Jika Anda menganggapnya bukan takliif, karena hal semacam itu tak mungkin terjadi di sana, maka pendapat Anda ini tak berdasar. Jika Anda mengatakan takliif di dunia terhapus di sana, maka pernyataan itu benar, tapi tak selaras dengan apa yang kita bahas.

Mengenai dalil bahwa Adam tidur surga, padahal tidak ada tidur di Surga, maka berikut ini jawabannya. Jika nash agama menunjukkan bahwa Adam tidur, padahal penghuni surga tidak tidur ketika memasukinya di Hari Kiamat, supaya tidak mati. Adapun sebelum Hari Kiamat, tidak ada ketiadaan tidur di sana.

Kemudian mengenai kisah Iblis yang mengganggu hati Adam setelah Adam diturunkan dari surga. Dari situ Anda mengatakan bahwa Adam dikeluarkan dari langit. Demi Allah ! Itu dalil yang kuat yang menunjukkan kesahihan pendapat kalian.

Pendapat yang mengatakan bahwa Adam berupaya naik ke langit lagi setelah diturunkan, merupakan pendapat yang tak masuk akal. Namun tak menutup kemungkinan Adam naik ke atas sementara waktu untuk mendapatkan cobaan dan ujian yang telah ditentukan oleh Allah s.w.t, meskipun tempat tersebut tidak dijadikan sebagai tempat menetap selamanya.

Allah s.w.t telah mengabarkan tentang kondisi setan sebelum Rasulullah s.a.w diutus menjadi rasul. Para setan duduk di langit, seperti firman Allah, ''Dan sesungguhnya kami (setan) dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-berita langit).'' QS. Al-Jin: 9). Mereka mendengarkan penggalan-penggalan wahyu.

Yang dilakukan setan tersebut adalah terbang ke langit. Tapi itu sementara. Mereka tidak menetap di sana, sebagaimana firman Allah s.w.t, ''Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain.'' (QS. Al-Baqarah: 36). Jadi tidak ada pertentangan antara berada di langit dan perintah turun darinya. Kondisi itu mungkin. Hanya Allah s.w.t yang Maha Tahu.

Kalian berkata bahwa Allah s.w.t memberitahu Adam tentang waktu ajalnya. Namun, kalian tidak menyebutkan hadis atau dalil untuk menguatkan pendapat kalian tersebut.

Jadi, jawabannya adalah, tak ada persoalan dengan masuknya Adam ke Surga Khuldi untuk sementara waktu. Adapun kabar dari Allah bahwa orang yang masuk surga tidak akan mati dan tidak akan dikeluarkan dari surga, maka ketahuilah bahwa kabar itu terkait dengan masuk surga di Hari Kiamat.

Dalil kalian bahwa Adam diciptakan dari tanah, tak ada keraguan di dalamnya. Tapi apa landasan Anda mengatakan bahwa penciptaan Adam selesai di bumi?

Atsar telah mengatakan, ''Allah s.w.t menempatkan Adam di pintu surga selama empat puluh hari. Iblis memperhatikannya, dan bertanya-tanya, ''Apa yang kau ciptakan, ya Allah?'' Ketika Iblis melihatnya berongga, Iblis tahu bahwa makhluk itu bukan malaikat. Iblis pun berkata, ''Jika Kau kuasakan dia pada malaikat, aku akan menghancurkannya. Jika Kau kuasakan dia padaku, maka aku akan menyesatkannya.' '' (40)

Allah s.w.t berfirman, ''Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman, 'Sebutkanlah kepada-Ku, nama benda-benda itu jika memang kamu orang yang benar !' Mereka menjawab, 'Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.' Allah berfirman, 'Hai Adam, beritahukan kepada mereka nama-nama benda ini.' Maka setelah diberitahukannya nama-nama benda itu, Allah berfirman, 'Bukankah sudah Kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan?' '' (QS. Al-Baqarah: 31-33)

Ayat itu menunjukkan bahwa Adam berada di langit bersama para malaikat, sehingga Adam bisa memberitahukan nama-nama benda. Kalau tidak, semua malaikat turun ke bumi untuk mendengarkan penjelasan Adam.

Jika penciptaan Adam telah sempurna di bumi, tak menutup kemungkinan jika Allah mengangkatnya ke langit dengan perintah dan ketentuan-Nya, lantas mengembalikannya ke bumi. Bukankah Allah s.w.t telah mengangkat Isa al-Masih ke langit kemudian menurunkannya ke bumi sebelum Kiamat berlangsung? Allah pun telah me-mi'raj-kan jiwa dan raga Nabi Muhammad s.a.w ke atas langit.

Ini jawaban orang-orang yang mengatakan surga yang ditempati Adam adalah Surga Khuldi, terhadap pihak-pihak yang berseberangan dengan mereka. Allah s.w.t jua yang Maha Tahu pendapat yang benar.


Keterangan Angka

39. Al-Bukhari (3242), (3680), (5227), dan (7023). Muslim (2395). Hadis tersebut disampaikan oleh Abu Hurairah.

40. Muslim (2611) mencatatnya dari hadis Anas RA. bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda, ''Ketika Allah sedang menyiptakan Adam di Surga, Allah sempat meninggalkannya. Iblis mengelilinginya dan ingin tahu apa itu. Setelah melihatnya berongga, Iblis tahu bahwa makhluk itu buka malaikat.''

Rating Artikel Ini




Walhamdulillahi Rabbil'alamin

Sanggahan Terhadap Pihak Yang Mengatakan Surga Adam di Langit


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh




Asyhadu an-laa ilaaha illallaah Wa asyhadu anna Muhammadan rasuulullaah

Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah rasul (utusan) Allah.


Silahkan Membaca dan Menyimak


Orang-orang yang mengatakan surga Adam di langit mengatakan bahwa pendapat mereka ini berlandaskan pada sesuatu yang di fitrahkan oleh Allah s.w.t kepada hamba-Nya, yang hanya di ketahui oleh-Nya.

Jika persoalan itu merupakan kabar dari langit, maka kabar itu hanya dapat diketahui melalui para rasul. Kita dapat mengetahuinya dari Al-Qur'an, bukan dari akal atau fitrah.

Orang-orang yang mengatakan surga Adam di langit menyatakan berdalil dengan Al-Qur'an dan Sunnah. Namun, coba carilah satu orang sahabat, tabi'in atau sebuah atsar yang sahih atau hasan, yang menerangkan bahwa surga Adam adalah Surga Khuldi yang dijanjikan oleh Allah untuk orang-orang bertakwa di Hari Kiamat nanti. Mereka pasti tidak akan mendapatkannya. Sebaliknya, pendapat para pendahulu justru menentang pendapat bahwa surga Adam adalah Surga Khuldi.

Dalam kisah Adam, surga tidak disebut sebagai sesuatu yang mutlak. Namanya saja yang sama dengan surga yang ditempati orang beriman nanti di akherat kelak.

Jika yang dimaksud dengan fitrah adalah sesuatu yang ditakdirkan Allah, maka dalilmu lemah. Jika yang dimaksud adalah bahwa Allah s.w.t memfitrahkan makhluk sedemikian rupa, sebagaimana Allah memfitrahkan baik dan buruk, adil dan zalim, dan lain sebagainya, maka klaimmu batal. Sebab, jika kita kembali ke fitrah kita, kita tidak serta-merta mendapatkan pengetahuan tentang surga Adam terletak di bumi, sebagaimana kita mengetahui kewajiban sesuatu yang wajib dan kemustahilan suatu mustahil.

Mengenai dalil hadis Abu Hurairah r.a. tentang perkataan Adam, ''Bukankah kalian dikeluarkan dari surga lantaran kesalahan bapak kalian ?'', menunjukkan ketidaksanggupan Adam untuk membantu membukakan pintu surga, karena telah melakukan kesalahan di dunia yang mengakibatkannya keluar dari surga.

Perkataan terakhir Adam berbunyi, ''Aku dilarang memakan buah satu pohon, namun aku memakannya.'' Dimanakah sisi dari hadis ini yang menunjukkan bahwa surga Adam adalah Surga Khuldi?

Juga ketika Musa a.s berkata kepada Adam a.s., ''Engkau telah mengeluarkan kami dan dirimu sendiri dari Surga.'' Di sini, Musa a.s tidak mengatakan, ''Engkau telah mengeluarkan kami dari Surga Khuldi.''

Ada yang mengatakan mereka keluar dari kebun serupa surga, yang terletak di bumi. Kebun itu dinamai surga. Hubungan antara kebun itu dengan surga Adam hanya diketahui oleh Allah s.w.t. Posisi keduanya di bumi masih memungkinkan perbedaan keduanya dalam banyak hal.

Orang-orang yang percaya bahwa surga Adam di langit berdalil dengan firman Allah s.w.t., ''Kami katakan, ''Turunlah kalian!'''' (QS. Al-Baqarah: 32), yang dikatakan saat Adam dan Hawa keluar dari Surga.

Kami katakan, bahwa kata hubuuth (turun) tak mengharuskan turun dari langit ke bumi. Tujuan penggunaan kata itu adalah untuk menunjukkan tindakan turun dari atas ke bawah. Sangatlah mungkin bila surga berada di dataran tinggi bumi, lalu Adam diminta turun ke permukaan bumi yang lebih rendah.

Perintah turun itu ditujukan untuk Adam, Hawa dan Iblis. Jika yang dimaksud turun adalah turun dari langit, maka Iblis tidak mungkin melakukan itu setelah dia diturunkan pertama kali, lantaran menolak sujud kepada Adam. Ayat itu menerapkan argumen yang paling jelas, yang tak perlu susah-payah untuk dijelaskan lagi.

Bumi adalah nama jenis. Mereka berada di tempat yang paling tinggi, paling enak dan paling utama. Di tempat yang tak mungkin menjadikan kita lapar dan kekurangan.

Perintah untuk turun dari situ meninggalkan semua hal tersebut. Di tempat baru itulah mereka hidup, mati dan dikeluarkan dari kuburan. Surga tempat tinggal mereka bukanlah tempat susah-payah, capek dan kerja keras, sakit dan semua hal yang menjengkelkan.

Orang yang percaya surga Adam adalah Surga Khuldi mengatakan bahwa Allah s.w.t menggambarkan ciri-ciri surga itu tidak seperti yang ada di bumi. Jawaban kami, sifat-sifat itu memang tidak terdapat di bumi tempat mereka diturunkan.

Mereka berkata, jika Adam tahu bahwa dunia itu fana, dan seandainya dia berada di surga yang sesungguhnya, maka Adam pasti tahu kebohongan Iblis yang mengatakan, ''Maukah kau kuberitahu tentang pohon khuldi.'' (QS. Thaahaa:120).

Jawaban kami atas persoalan itu ada dua:

Pertama, lafaz itu menunjukkan kepada kekekalan, yang lebih umum dari teru-menerus, tanpa keterputusan sama sekali.

Secara etimologis, ''khuldi'' berarti tinggal dalam waktu yang lama. Misalnya, kalimat rajulun mukhallid, untuk menyebut lelaki tua. Contoh lainnya, kata asaafish shukhur untuk menyebut orang-orang yang belajar dalam waktu lama.

Sinonim kata ''khuldi'' adalah sesuatu yang lama, meski punya permulaan, seperti firman Allah s.w.t, ''Sebagai bentuk tandan yang tua.'' (QS. Yaasiin: 39); ''Sungguh engkau tetap dalam kesesatanmu yang lama.'' (QS. Yusuf: 95); dan ''Ini adalah dusta yang lama.'' (QS. Al-Ahqaaf: 11). Allah telah memastikan keabadian di neraka sebagai azab bagi sejumlah pelaku maksiat, seperti pembunuh. Dan Rasulullah s.a.w menetapkan keabadian di neraka bagi orang bunuh diri. (36)

Kedua, pengetahuan tentang berakhirnya dunia dan hadirnya akhirat hanya didapat dari wahyu. Sementara Adam belum mendapatkan wahyu semacam itu. Allah s.w.t mengutus Adam sebagai nabi, memberikan wahyu dan suhuf setelah diturunkan di bumi. Hal itu sebagaimana disebutkan oleh hadis riwayat Abu Dzar(37), dan disebutkan oleh firman Allah s.w.t, ''Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa mengikuti petunjuk-KU, ia tidak akan sesat dan ia tidak akan celaka.'' (QS. Thaahaa:123).

Kata ''al-Jannah'' dalam bentuk ma'rifah tak dimaksudkan untuk menunjuk Surga Khuldi, sebagaimana firman Allah s.w.t, ''Sesungguhnya Kami telah mencobai mereka (musyrikin Mekah) sebagaimana Kami telah mencobai pemilik-pemilik kebun, ketika mereka bersumpah bahwa mereka sungguh-sungguh akan memetik (hasil)nya di pagi hari.'' (QS. Al-Qalam: 17).

Jika anda mengatakan bahwa itu menunjukkan jannah (kebun/surga) di bumi, maka kami katakan bahwa surga Adam di bumi. Kami memastikan hal itu, karena kita tidak boleh untuk mengabaikan dalil yang sahih.

Jika anda berdalil dengan atsar dari Abu Musa bahwa Allah s.w.t mengeluarkan Adam dari surga dan membekalinya dengan buah-buahan surga, maka kami katakan bahwa atsar itu tidak menambah petunjuk Al-Qur'an. Atsar itu tidak serta-merta menunjukkan bahwa surga Adam adalah Surga Khuldi.

Jika anda mengatakan bahwa ini berubah, sedangkan itu tidak berubah, maka kami bertanya, dari mana landasan Anda mengatakan bahwa di surga yang di tempati Adam terjadi perubahan pada buah-buahannya. Telah ditetapkan di hadis sahih bahwa Rasulullah s.a.w bersabda, ''Seandainya bukan karena Bani Israel niscaya daging tidak akan berubah dan busuk.'' (38)

Jika anda katakan bahwa Allah s.w.t telah menjamin Adam a.s. bahwa jika dia bertobat, maka dia akan dikembalikan ke surga, maka tidak dimungkiri bahwa persoalannya memang semacam itu. Namun jaminan itu tidak terkait dengan kembalinya Adam a.s. ke ''surga'' yang dulu itu, melainkan ke Surga Khuldi. Allah s.w.t selalu menepati janji-Nya.

Lafaz 'ada (kembali) persis ke kondisi pertama, baik waktu maupun tempatnya, bahkan tidak pula harus yang serupa dengannya. Hal itu sebagaimana yang dikatakan Nabi Syuaib a.s. kepada kaumnya, ''Sungguh kami telah mengada-ngadakan kebohongan yang besar terhadap Allah, jika kami kembali kepada agamamu, sesudah Allah melepaskan kami daripadanya. Dan tidaklah patut kami kembali kepadanya, kecuali jika Allah, Tuhan kami menghendaki(nya). Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu. Kepada Allah sajalah kami bertawakkal. Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil) dan Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya.'' (QS. Al-A'raaf: 89).

Demikianlah sanggahan pihak yang mengatakan surga Adam bukan Surga Khuldi terhadap pihak yang berseberangan dengannya.


Keterangan Nomer:

36. Hadis itu dikeluarkan oleh Bukhari (5778) dan Muslim (109) dari hadis Abu Hurairah R.A. Bahwa Rasulullah s.a.w bersabda, ''Orang yang terjun dari gunung untuk bunuh diri akan berada di neraka Jahanam selamanya. Orang yang mengonsumsi racun untuk bunuh diri akan berada di neraka Jahanam selamanya. Orang yang bunuh diri dengan menusukkan besi ke perutnya akan berada di neraka selamanya.''

37. Hadis panjang yang dikeluarkan oleh Abu Naim di Al-Hulliyah 1/166-168. Baihaqi 9/4. Ibnu Hibban, Mawaarid, (94). Ath-Thabrani, Al-Kabiir Mukhtashar (1651). Sanadnya lemah. Lihat, Takriij Mawaariduzh Zham'aan, 1/196-198 karya Ustad Husain Salim Asad ad-Darami.

38. Al-BUKHARI (3330). Muslim (1470). Hadis itu berasal dari riwayat Abu Hurairah R.A.

Artikel Terkait



Rating Artikel Ini


Kolom Komentar


Walhamdulillahi Rabbil'alamin

Argumen Yang Mengatakan Surga Adam Adalah Taman di Bumi Bagian 3


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh



Asyhadu an-laa ilaaha illallaah Wa asyhadu anna Muhammadan rasuulullaah

Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah rasul (utusan) Allah.

Silahkan Membaca dan Menyimak


Menurut orang-orang yang mengatakan bahwa surga yang ditempati Adam a.s adalah taman di bumi, hadis tersebut secara jelas menerangkan bahwa Adam tidak diciptakan di tempat yang kekal, yang mana penghuninya tidak akan mati. Sebaliknya, Adam diciptakan di tempat yang fana, tempat yang telah ditentukan batas waktu tertentu bagi penghuninya.

Jika ada yang bertanya, seandainya Adam tahu bahwa umurnya dibatasi, dirinya akan mati, dirinya takkan abadi, maka mengapa dia tidak tahu kebohongan Iblis yang mengatakan, ''Maukah kau kuberitahu tentang pohon Khuldi ?'' (QS. Thaahaa:120), lantas mengatakan, ''Tuhan kamu tidak melarang dari mendekati pohon ini, supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga).'' (QS. Al-A'raf: 20)

Ada dua model jawaban atas pertanyaan itu. Pertama, Khuldi tidak mengharuskan kekekalan abadi. Khuldi juga dapat berarti tinggal dalam waktu yang lama. Nanti hal itu akan dijelaskan lebih lanjut.

Kedua, ketika Iblis bersumpah kepada Adam dan mengiming-iminginya dengan keabadian, Adam lupa akan umur yang telah ditetapkan untuknya.

Orang-orang yang mengatakan bahwa surga yang ditempati Adam a,s.w.t adalah taman di bumi mengatakan, bahwa umat Islam tidak berselisih pendapat tentang keterciptaan dari tanah bumi ini. Allah s.w.t telah mengabarkan, bahwa Dia menciptakan Adam dari ''saripati tanah.'' (QS. Al-Mu'minuun: 12). Allah s.w.t menciptakan Adam dari, ''shalshaalin min masnuun (tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk).'' (QS. Al-Hijr: 26).

Ada yang mengatakan Adam dinyatakan berasal dari shalshalah (tanah liat kering), karena Adam memang kering. Ada pula yang mengatakan Adam dikatakan dari shalshalah, karena berubah aroma. Sebab, kata shalla berarti sesuatu yang berubah, seperti perkataan shalshalahmu untuk menyebut daging yang telah berubah.

Hama' berarti tanah hitam yang berubah. Mashnuun berarti yang dibentuk.

Itu semua penjelasan tentang fase-fase tanah yang menjadi cikal bakal pertama penciptaan Adam, sebagaimana Allah s.w.t menjelaskan fase-fase penciptaan keturunan Adam, ''Dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna.'' (QS. Al-haj: 5)

Allah s.w.t sama sekali tidak menjelaskan bagaimana Adam diangkat dari bumi ke langit, baik sebelum diciptakan. Adakah dalil tentang pengangkatan materi Adam atau pengangkatannya setelah diciptakan? Dalil itu tidak ada. Tak ada pula hal-hal yang bisa menopang dalil semacam itu walau secara tersirat.

Yang telah diketahui adalah bahwa tempat di atas langit bukanlah tempat untuk tanah bumi yang dapat berubah aroma menjadi busuk. Tanah yang semacam itu hanya terdapat di bumi, tempat hal-hal yang berubah dan dapat rusak. Tempat di atas langit tak terkait dengan perubahan, kerusakan, dan pergantian kondisi. Tak masuk akal jika dikatakan, bahwa tempat keabadian berisi sesuatu yang fana.

Allah s.w.t berfirman, ''Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.'' (QS. Huud: 108). Allah s.w.t memberitahu bahwa karunia di Surga Khuldi itu tak terputus.

Jika semua yang dikabarkan Allah s.w.t itu dikumpulkan, maka akan dapat disimpulkan, bahwa Allah s.w.t menciptakan Adam dari bumi. Allah s.w.t menjadikan Adam a.s sebagai khalifah di muka bumi. Iblis menggoda Adam a.s di tempat tinggalnya, setelah Iblis diturunkan dari langit lantaran enggan bersujud kepada Adam. Allah s.w.t telah mengabarkan kepada para malaikat, ''Aku hendak menciptakan khalifah di muka bumi.'' (QS. Al-Baqarah: 30).

Surga Khuldi adalah tempat pengganjaran atas segala cobaan dan ujian. Tidak ada perkataan sia-sia, tidak ada perbuatan dosa dan tidak ada kebohongan di dalam Surga Khuldi. Orang yang telah masuk Surga Khuldi tidak akan keluar darinya. Tidak ada keputus asaan dan kesedihan di dalam Surga. Tidak ada pula rasa takut dan mengantuk di dalamnya. Allah s.w.t mengharamkan surga dari orang-orang kafir. Dan Iblis adalah pimpinan orang-orang kafir.

Jika semua dalil itu dikumpulkan dan saling dikait-kaitkan, maka penulis Blog ini yang menjunjung tinggi dalil dan menjauhi taklim menyimpulkan, bahwa pendapat orang-orang yang mengatakan bahwa surga Adam terletak di bumi adalah benar. Namun, Allah s.w.t jualah yang Maha Tahu.

Orang-orang yang mengatakan bahwa surga Adam terletak di bumi mengatakan bahwa surga bukanlah tempat untuk taklif (pemberian beban kewajiban/larangan). Namun, Adam dan Hawa telah diberi larangan untuk memakan sesuatu dari suatu pohon. Hal itu menunjukkan bahwa tempat Adam dan Hawa adalah tempat takliif, bukan tempat pengganjaran yang abadi. Itu adalah sebagian argumen orang-orang yang mengatakan bahwa surga Adam terletak di bumi. Wallahu a'lam.

Recent Post

Tags Postingan

Rating Artikel Ini

Kolom Komentar

Walhamdulillahi Rabbil'alamin

Argumen Yang Mengatakan Surga Adam Adalah Taman di Bumi Bagian 2


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh




Asyhadu an-laa ilaaha illallaah Wa asyhadu anna Muhammadan rasuulullaah

Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah rasul (utusan) Allah.

Silahkan Membaca dan Menyimak


Ibnu Ishaq menyebutkan riwayat dari Ibnu Abbas yang menuturkan, bahwa Allah menjadikan Adam a.s. Mengantuk dan tertidur. Lalu Allah mengambil salah satu tulang rusuk Adam yang sebelah kanan, yang tempatnya dipenuhi daging. Saat Adam masih terlelap tidur, Allah s.w.t menciptakan istri Adam, Hawa dari tulang rusuk Adam. Perempuan itu diciptakan untuk menentramkan hati Adam. Saat Adam terjaga dari tidurnya dan melihat Hawa di sampingnya, Adam mengatakan, ''Wahai daging, darah, dan istriku.'' Adam pun tentram bersamanya.

Tidak ada perdebatan tentang Allah s.w.t menciptakan Adam di bumi. Tidak ada satu sumber pun yang menyebutkan bahwa Allah memindahkan Adam ke langit itu. Seandainya Adam dipindahkan dari bumi ke langit, semestinya kisah itu yang paling utama disebutkan. Karena itu merupakan tanda besar dan nikmat agung, mengingat posisinya sebagai mi'raj dengan badan dan ruh dari bumi ke atas langit.

Namun bagaimana mungkin Allah s.w.t memindahkannya dan menempatkannya di langit, sementara Allah s.w.t mengabarkan kepada para malaikat bahwa Dia akan menciptakan khalifah khalifah di muka bumi? Mana mungkin pula Allah s.w.t menempatkan Adam di Surga Khuldi yang mana orang yang memasukinya akan kekal di dalamnya, tanpa keluar lagi, sebagaimana firman-Nya, ''Mereka tidak akan keluar darinya (surga).'' (QS. Al-Hijr: 48).

Jika yang dimaksud adalah bahwa Allah s.w.t menurunkan Iblis dari langit ketika menolak sujud kepada Adam, maka persoalan ini berkaitan dengan penciptaan Adam. Adam kemudian ditempatkan di surga. Perintah sujud kepada Adam diberitahukan oleh Allah setelah Adam tercipta, tanpa jeda waktu. Jika surga Adam terletak di atas langit, maka Iblis tidak punya jalan untuk menaikinya, karena telah diturunkan.

Kemungkinan-kemungkinan pemaknaan tersebut boleh-boleh saja. Misalnya ada yang mengatakan, boleh jadi Iblis naik ke surga sementara, bukan untuk menetap. Ada pula yang mengatakan, Iblis masuk surga ke dalam tubuh ular. Ada yang berpendapat, Iblis masuk ke mulut ular. Ada yang mengatakan Iblis yang di bumi menggoda Nabi Adam yang berada di langit. Jarak itu tak menghalangi pengaruh yang kuat.

Namun pendapat semacam itu bertentangan dengan pendapat kami, bahwa ketika menurunkan Iblis dari surga karena enggan bersujud kepada Adam, Allah mengobarkan permusuhan antara Iblis dan manusia. Ketika Allah menempatkan Adam di surga-Nya, Iblis iri kepada Adam, dan berusaha menipunya agar keluar dari surga. Wallaahu a'lam.

Orang-orang yang mengatakan bahwa surga yang ditempati Adam a.s. adalah taman di bumi mengatakan bahwa salah satu bukti surga yang ditempati Adam a.s. bukan Surga Khuldi yang dijanjikan Allah s.w.t menciptakan Adam, Allah memberitahunya bahwa umurnya berbatas. Bahwa Adam diciptakan tidak untuk selamanya.

Hal itu diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, bahwa Rasulullah s.a.w bersabda, ''Ketika menciptakan Adam a.s, Allah meniupkan ruh kepadanya. Adam berkata, ''Segala puji bagi Allah yang telah mengizinkanku ada.'' Allah s.w.t berfirman, ''Allah s.w.t akan mengasihimu Adam. Pergilah ke para malaikat yang sedang duduk-duduk itu lalu katakan ''Salam sejahtera untukmu.'' Adam melakukannya dan para malaikat menjawab, ''Salam sejahtera untukmu.'' Adam kembali kepada Allah dan berkata, ''Ini ucapan salam-Mu dan ucapan salam antara diri-Mu dan para malaikat.'' Allah s.w.t lalu mengepalkan kedua tangan-Nya sambil berkata kepada Adam, ''Pilihlah yang kau suka.'' Adam berkata, ''Aku memilih yang sebelah kanan-Mu yang penuh berkah.'' Allah menyodorkan tangan kanan-Nya yang berisi keturunan Adam. Adam bertanya, ''Siapa mereka ?'' Allah s.w.t berfirman, ''Mereka anak cucumu. Semua orang telah dicatat umurnya dalam pengawasan Allah. Ada orang yang cepat meninggal, ada pula yang panjang umur.'' Adam bertanya, ''Siapa ini, ya Allah?'' Allah s.w.t. menjawab, ''Itu anakmu, Daud. Telah kutetapkan baginya umur empat puluh tahun.'' Adam memohon, ''Ya Allah ! Tambahkanlah umurnya.'' Allah menjawab, ''Itulah yang Kutetapkan baginya.'' Adam berkata, ''Ya Allah! Berikan jatah umur enam puluh tahunku untuknya.'' Allah menjawab, ''Baik, umurmu akan dihadiahkan untuknya. Lalu tinggalah di surga sekehendakmu, lantas turunlah dari sana.'' Adam pun berjanji ppada dirinya untuk menuntut janji Tuhan itu. Ketika Malaikat Maut datang hendak menjemput Adam, Adam berkata, ''Aku telah ditangguhkan. Allah s.w.t. telah menetapkan bagiku seribu tahun.'' Malaikat Maut menjawab, ''Betul, Tapi engkau telah menjadikan anakmu yang bernama Daud berumur enam puluh tahun.'' Adam membantah, sehingga anak cucunya pun dapat membantah. Adam lupa, sehingga anak cucunya pun dapat lupa. Sejak hari itu, Allah memerintahkan untuk menggunakan Kitab Suci dan Saksi.'' (35) At-Tirmidzi mengatakan, bahwa hadis ini hasan gharib (bagus tapi aneh), yang diriwayatkan dari jalur selain Abu Hurairah juga.

Keterangan Nomer:

35. At-Tirmidzi (3365). Hakim menshahihkan dalam kitabnya 1/64. Adz-Dzahabi menyepakati penshahihan itu. Hadis itu termasuk hadis hasan, sebagaimana tercatat dalam Shahih At-Tirmidzi (2683).

Recent Post

Tags Postingan

Rating Artikel Ini


Kolom Komentar


Walhamdulillahi Rabbil'alamin

Argumen Yang Mengatakan Surga Adam Adalah Taman di Bumi


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh




Asyhadu an-laa ilaaha illallaah Wa asyhadu anna Muhammadan rasuulullaah

Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah rasul (utusan) Allah.

Silahkan Membaca dan Menyimak


Allah s.w.t. telah mengabarkan melalui para rasul-Nya, bahwa Surga Khuldi hanya dimasuki di Hari Kiamat. Masa itu belum datang. Namun, Allah s.w.t telah menyebutkan ciri-cirinya di dalam Kitab Suci-NYA. Adalah mustahil bila Allah s.w.t menggambarkan sesuatu dan sesuatu itu tidak memiliki ciri-ciri tersebut.

Kita tahu bahwa Allah s.w.t menggambarkan sifat surga yang dijanjikan untuk orang-orang yang bertakwa dengan sebutan ''darul muqaamah (tempat yang kekal)'' (QS. Faathir: 35). Barangsiapa memasukinya, maka dia akan kekal di dalamnya. Sementara Adam a.s. tidak kekal berada di surga.



Allah s.w.t menyebut surga sebagai ''jannatul Khuldi (surga yang abadi)'' (QS. Al-Furqaan: 15). Sedangkan Adam a.s tidak abadi di dalamnya.

Allah s.w.t menyebut surga sebagai tempat pengganjaran, bukan tempat pemberian tanggungan perintah dan larangan. Sedangkan Adam mendapat perintah dan larangan di surga.

Allah s.w.t menyebut surga sebagai tempat keselamatan mutlak, bukan tempat cobaan dan ujian. Sedangkan Adam diberi cobaan besar di surga.

Allah s.w.t menyebut surga sebagai tempat yang takkan digunakan untuk bermaksiat dan menentang-Nya. Namun Adam a.s telah bermaksiat dan menentang-Nya. Namun Adam a.s telah bermaksiat dan menentang Allah s.w.t di surga.

Allah s.w.t menyebut surga sebagai tempat ketakutan dan kesedihan. Namun Adam a.s telah merasakan ketakutan dan kesedihan di surga.

Allah s.w.t menyebut surga dengan panggilan ''daarus salaam (tempat keselamatan)'' (QS. Al-An'aam: 127). Namun, Adam tidak selamat dari fitnah di dalam surga.''

Allah s.w.t menyebut surga sebagai tempat menetap (daarul qaraar) (QS. Ghaafir: 39). Namun Adam a.s tidak menetap di surga.



Allah s.w.t, berfirman, ''Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya.'' (QS. Al-Hijr: 48). Namun Adam a.s berlari-lari mencari daun untuk menutupi diri, hingga kelelahan. Dia pun dikeluarkan dari surga.

Allah s.w.t berfirman, ''Di surga tidak ada kata-kata yang tidak bermanfaat dan tidak pula perbuatan dosa.''

Allah mengatakan di surga tidak ada kebohongan. Sementara Adam a.s ditipu oleh Iblis di dalam surga.

Allah menyebut di surga sebagai ''tempat kejujuran'' (QS. Al-Qamar: 55). Namun Iblis telah berbohong dan bersumpah palsu di dalam surga.

Allah s.w.t berfirman kepada para malaikat, ''Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.'' (QS Al-Baqarah: 30). Allah tidak mengatakan, ''Aku menciptakan khalifah di surga.'' Lantas para malaikat berkata, ''Mengapa Engkau menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah?'' (QS. Al-Baqarah: 30). Hal itu mustahil ada di surga.

Allah s.w.t mengabarkan bahwa Iblis berkata kepada Adam a.s., ''Hai Adam, maukah aku tunjukkan kepada kamu pohon Khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa.'' (QS. Thaahaa: 120) Jika Allah s.w.t telah menempatkan Adam a.s di surga yang kekal dan di kerajaan yang takkan hancur, niscaya Adam a.s. Akan menjawab, ''Mengapa kau ingin memberitahu sesuatu yang telah aku terima?'' Perkataan Iblis itu menunjukkan bahwa Allah s.w.t tidak memberitahu Adam a.s. Bahwa dirinya akan berada di surga untuk selama-lamanya. Seandainya tempat Adam saat itu adalah surga yang kekal abadi, maka perkataan Iblis tak ada gunanya. Namun karena Adam a.s., tidak di Surga Khuldi, maka Iblis dapat mengiming-imingnya dengan keabadian di Surga.

Seandainya Adam tinggal di Surga Khuldi yang suci dan hanya ditempati orang suci, maka bagaimana mungkin Iblis yang najis dan hina itu dapat masuk ke surga dan menggoda Adam a.s.? Godaan itu bisa dihembuskan ke hati atau diperdengarkan di telinga. Yang jadi persoalan bagaimana mungkin makhluk yang terlaknat masuk ke tempat orang-orang bertakwa.



Allah s.w.t telah berkata kepada Iblis, ''Turunlah kamu dari surga itu, karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina.'' (QS. Al-A'raaf: 13). Apakah mungkin bagi Iblis untuk naik lagi ke surga yang terletak di atas langit ketujuh setelah diusir dari surga oleh Allah s.w.t.?

Jika dikatakan bahwa Iblis yang berada di bumi menggoda Adam dan Hawa yang berada di atas langit, maka pendapat ini sama sekali tidak masuk akal baik secara bahasa, secara inderawi maupun secara kebiasaan. Jika ada yang menganggap bahwa Iblis masuk ke perut ular yang menyampaikan godaan kepada Amdal dan Hawa, maka perkataan itu pun batik. Sebab, bagaimana mungkin Iblis dapat naik ke surga setelah diusir darinya, meskipun Iblis masuk ke perut ular?

Jika dikatakan bahwa Iblis masuk ke hati Adam dan Hawa, lantas menggoda keduanya, maka pendapat itu pun lemah. Sebab Allah s.w.t menceritakan bagaimana Iblis berbicara langsung kepada Adam dan Hawa, ''Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga).'' (QS. Al-A'RAAF: 20). Perkataan Iblis itu menunjukkan bahwa dia melihat Adam, Hawa dan pohon Khuldi.

Ketika Adam a.s. keluar dari surga, Allah s.w.t berfirman, ''Bukankah telah melarang kamu berdua dari pohon itu?'' (QS. Al-A'RAAF: 22) Allah tidak berkata, ''dari pohon ini'', sebagaimana saat iblis berkata, ''Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga).'' (QS. Al-A'RAAF: 20).

Ketika Iblis berkata demikian, Adam masih diberi makan dari surga. Menetap di suatu tempat ditunjukkan dengan kata tunjuk yang menunjukkan kehadiran dan kedekatan.

Ketika Allah s.w.t hendak mengeluarkan Adam dan Hawa dari surga, Allah s.w.t berfirman, ''Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon itu?'' (QS. Al-A'RAAF: 22). Di situ kata tunjuk yang digunakan adalah kata yang menunjukkan sesuatu yang jauh (itu). Ayat itu menunjukkan bahwa Adam dan Hawa tidak menetap di surga dan takkan melihat pohon terlarang lagi.

Allah s.w.t berfirman, ''Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikan-Nya.'' (QS. Faathir: 10). Godaan setan adalah perkataan kotor, yang seharusnya tidak bisa naik ke tempat suci.

Mundzir meriwayatkannya, bahwa Nabi Muhammad s.a.w bersabda, ''Adam a.s. tidur di surganya.'' Padahal tidak ada tidur di dalam Surga Khuldi (surga akhirat), sebagaimana disepakati oleh kaum Muslimin. Kesepakatan itu didasarkan pada pertanyaan seseorang kepada Nabi, ''Apakah penghuni surga tidur? Rasulullah s.a.w menjawab, ''Tidak. Tidur adalah saudara mati.'' (34) Al-Qur'an pun telah menyebutkan hal serupa. Kematian adalah perubahan kondisi. Sedangkan surga terbebas dari perubahan kondisi, dan orang yang tidur seperti orang mati.

Mujahid mengatakan, ''Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam, ketika Adam tidur.''

Asbath menyebutkan riwayat dari As-Suda yang menuturkan, ''Adam tinggal di surga. Dia berjalan sendirian tanpa pasangan, lalu ia tidur. Ketika terjaga, Adam mendapati seorang perempuan di samping kepalanya. Perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk Adam. Adam pun bertanya kepadanya, ''Siapa engkau?'' Perempuan itu menjawab, ''Aku adalah perempuan.'' Adam bertanya, ''Untuk apa kau diciptakan?'' Perempuan itu menjawab, ''Untuk menentramkan dirimu''.


Artikel Terkait

Tags Postingan


Rating Artikel Ini


Sudah Baca Brader ??? Bener Niiih ??? Oke, Kalau Sudah Membaca Jangan Lupa Komentar


Walhamdulillahi Rabbil'alamin

Argumen Yang Mengatakan Surga Adam Adalah Surga Khuldi Bagian 2




Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh




Asyhadu an-laa ilaaha illallaah Wa asyhadu anna Muhammadan rasuulullaah

Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah rasul (utusan) Allah.

Silahkan Membaca dan Menyimak


ROAD TO HEAVEN - JALAN KE SURGA- Itu adalah pendapat yang lemah tentang ayat di atas. Permusuhan yang disebut ayat tersebut adalah permusuhan yang terjadi antara Adam, Iblis dan keturunannya, sebagaimana firman-Nya, ''Sesungguhnya setan adalah musuh kalian. Maka jadikanlah dia musuh.'' (QS. Faathir: 6). Allah s.w.t telah menyebutkan permusuhan antara setan dan manusia. Allah mengabarkan hal itu secara berulang-ulang di dalam al-Qur'an karena pentingnya kewaspadaan dalam permusuhan itu.

Adapun mengenai Adam dan istrinya, Allah telah mengabarkan di dalam Kitab Suci-Nya, bahwa dia diciptakan untuk menempati surga. Allah ciptakan cinta dan kasih sayang antara mereka berdua.

Jadi, cinta kasih itu terjadi antara laki-laki dan perempuan. Adapun permusuhan itu terjadi antara manusia dan setan.

Mengenai firman Allah s.w.t yang berbunyi, ''Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh sebagian yang lain.'' (QS. Thaahaa:123), ditujukan kepada Adam dan Hawa. Sebagian dari mereka bisa menjadi musuh bagi yang lain.

Kata ganti ''Kamu berdua'' bisa merujuk pada Adam dan istrinya, bisa juga merujuk pada Adam dan Iblis. Istri Adam tidak disebut karena mengikuti suami. Jika demikian halnya, maka permusuhan yang disebut terjadi antara orang-orang yang diturunkan adalah permusuhan antara Adam dan Iblis.

Jika kata ganti itu dirujukkan pada Adam dan istrinya, maka ayat itu mengandung dua makna. Pertama, Allah menyuruh Adam dan istrinya untuk turun. Kedua, Allah memberi tahu tentang permusuhan yang terjadi antara Adam dan istrinya melawan Iblis. Karena itu, kata ganti jamak disebutkan di bagian kedua (sebagian dari kalian), bukan di bagian pertama (kalian berdua).

Jadi, Iblis masuk dalam permusuhan yang disebutkan itu, sebagaimana firman-Nya, ''Ini adalah musuh bagimu dan istrimu.'' (QS. Thaahaa: 117). Allah s.w.t pun berfirman pada keturunan Adam, ''Sesungguhnya setan adalah musuh kalian. Maka jadikanlah dia musuh.'' (QS. Faathir: 6).

Coba perhatikan bagaimana kata permusuhan dikaitkan dengan kata ganti jamak (tiga orang atau lebih), bukan dengan kata ganti untuk dua orang (tatsniyyah). Kata ''turun'' kadang dikaitkan dengan kata ganti tunggal.

Kata ''turun'' yang diiringi kata ganti tunggal misalnya firman Allah s.w.t di dalam surah Al-Araaf: ''Turunlah dari surga.'' Contoh lainnya surah Shaad yang menyebutkan kata turun untuk Iblis semata.

Adapun kata ''turun'' yang diiringi dengan kata ganti jamak merujuk pada Adam, istrinya dan Iblis. Sebab, mereka bertigalah yang menjadi fokus cerita.

Sedangkan kata turun yang diiringi kata ganti jamak untuk dua orang, terkadang merujuk pada Adam dan istrinya - karena keduanya memakan buah pohon surga dan melakukan maksiat - atau merujuk pada Adam dan Iblis - karena keduanya pihak-pihak yang menanggung beban tanggung jawab. Kondisi permusuhan Adam dan Iblis itu ditunjukkan untuk menjadi pedoman, nasihat, dan pelajaran bagi keturunan Adam. Jadi, ada dua pendapat tentang kata ganti untuk dua orang dalam kata ''ihbithaa''.

Yang menjelaskan bahwa kata ganti tersebut untuk Adam dan Iblis adalah bahwa Allah s.w.t saat menyebut maksiat hanya menyebut Adam tanpa istrinya. Allah s.w.t berfirman, ''Durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia. Kemudian Tuhannya memilihnya maka Dia menerima tobatnya dan memberinya petunjuk. Allah berfirman, ''Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama.'' (QS. Thaahaa: 121-123). Ayat itu menunjukkan bahwa yang diminta untuk turun adalah Adam, karena dialah yang telah melakukan maksiat, sedangkan istrinya masuk sebagai pengikut.

Allah s.w.t telah mengabarkan bahwa istri Adam turut serta memakan buah terlarang itu bersama Adam. Bahwa Adam diturunkan dan dikeluarkan dari surga karena dia memakannya. Maka diketahui bahwa hukum yang diterapkan pada sang istri juga semacam itu. Dia mengalami apa yang dialami Adam.

Secara keseluruhan, firman Allah s.w.t yang berbunyi, ''Turunlah kalian! Sebagian kalian adalah musuh bagi sebagian yang lain,'' menggunakan kata ganti jamak (kalian). Pengertian ini tidak seharusnya diseret ke arah kata ganti untuk dua orang, seperti dalam firman-Nya, ''Turunlah kalian berdua''.



Orang-orang yang mengatakan surga Adam adalah Surga Khuldi berpendapat bahwa kata ''al-Jannah'' (surga) dilafazkan dalam bentuk kata definitif (tertentu/ma'rifah) dengan huruf alif dan laam (al) di semua tempat, sebagaimana firman-Nya, ''Tinggallah kamu dan istrimu di dalam surga (al-Jannah).'' (QS. Al-Baqarah: 35). Tak ada surga yang dijanjikan dan dikenal kecuali Surga Khuldi yang di janjikan oleh Allah s.w.t untuk hamba-hamba-Nya, meskipun masih dalam keadaan gaib. Kata benda itu (Jannah) telah menjadi nama diri surga, sebagaiman kata al-Madinah (kota Madinah), Al-Bait (Ka'bah), al-Kitab (al-Qur'an) dan lain sebagainya.

Sejauh kata al-Jannah disebut secara ma'rifah (dengan awalan huruf al), maka kata itu langsung diasosiasikan kepada surga yang telah dijanjikan dan diketahui oleh hati orang-orang yang beriman.

Jika Jannah digunakan menyebutkan hal-hal selain surga, biasanya kata itu disebut sejarah nakirah (tidak menentu) atau dibatasi dengan idzafah (frasa), atau dibatasi dengan konteks yang menunjukkan bahwa kata itu menunjuk pada taman di dunia.

Yang pertama, semisal firman Allah s.w.t, ''Dua kebun anggur (jannatain), ''Ma Sya'Allaah, Laa quwwata illaa billaah'' (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).'' (QS. Al-Kahfi: 39). Yang ketiga, seperti firman Allah s.w.t ''Sesungguhnya Kami telah mencoba mereka (musyrikin Mekah) sebagaimana Kami telah mencobai pemilik-pemilik kebun (Jannah), ketika mereka bersumpah bahwa mereka sungguh-sungguh akan memetik (hasil)nya di pagi hari.'' (QS. Al-Qalam: 17).



Yang membuktikan bahwa surga yang ditempati Adam itu surga Ma'wa, adalah riwayat Hudzah ibn Khalifah dari Auf dari Qasamah ibn Zuhair dari Abu Musa al-Asy'ari yang berkata, ''Ketika mengeluarkan Adam dari Surga, Allah s.w.t membekalinya dengan buah-buahan surga. Allah mengajarinya membuat segala sesuatu. Dan buah-buahan kalian ini berasal dari Surga. Bedanya, buah-buahan surga tidak berubah, sedangkan buah-buahan dunia berubah.''

Allah s.w.t. menjamin Adam bahwa jika dia bertobat, maka Allah s.w.t akan mengembalikannya ke surga. Hal itu seperti diriwayatkan oleh Minhal dari Sa'id ibn Jubair dari Ibnu Abbas yang mengomentari firman Allah berikut ini, ''Maka Adam mendapatkan kalimat dari Tuhannya, maka dia bertobat kepada Allah.'' (QS. Al-Baqarah: 37). Adam berkata, ''Ya Allah! Bukankah Engkau menciptakanku dengan tangan-Mu.'' Allah s.w.t menjawab, ''Ya.'' Adam bertanya, ''Ya Allah! Bukankah Engkau yang meniupkan ruh-Mu! Ke dalam diriku?'' Allah s.w.t menjawab, ''Betul.'' Adam berkata, ''Bukankah Engkau telah menempatkanku di surga?'' Allah menjawab, ''Ya.'' Adam bertanya, ''Ya Allah! Bukankah kasih sayang-Mu mendahului murka-Mu?'' Allah menjawab, ''Betul.'' Adam bertanya, ''Bukankah Engkau menentukan bahwa jika aku bertobat dan memperbaiki diri, maka Engkau akan mengembalikanku ke surga?'' Allah s.w.t menjawab, ''Ya''

Ibnu Abbas meriwayatkan, ''Adam mengatakan kepada Tuhannya ketika Adam bermaksiat kepada-Nya. ''Ya Allah! aku telah bertobat dan memperbaiki diri.'' Allah s.w.t ''Aku akan mengembalikanmu ke surga.''

Itu sebagian argumen orang-orang yang berpendapat bahwa surga yang ditempati Adam adalah Surga Khuldi.

Recent Post

Tags Postingan


Rating Artikel Ini

Kolom Komentar


Walhamdulillahi Rabbil'alamin